Thursday, December 30, 2004

Tsunami...


Mengapa Lempeng Bumi Bertumbukan?
m
INDONESIA memang area gempa. Hal itu karena nun jauh di dasar samudera kepulauan di negeri ini, terdapat tiga lempeng, yakni Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik, yang bila bertumbukan akan menghasilkan gempa tektonik.
m
Itu baru gempa tektonik, Indonesia pun kaya akan gunung berapi yang tercatat aktif dan yang belum ketahuan aktif tidaknya. Aktivitas gunung-gunung itu pun berpotensi menimbulkan gempa yang disebut sebagai gempa vulkanik.
m
Bisakah kita yang tinggal di Indonesia ini terhindar dari gempa? Secara ilmiah, fenomena alam tersebut tidak bisa dihindari. Sebab, lempeng-lempeng bumi yang ada di negara kita itu merupakan bagian dari kerak bumi yang bergerak aktif. Pergerakan itu dipicu antara lain oleh air laut dan samudera. Perlu diketahui, 71 persen wilayah bumi kita ini terdiri atas laut dan samudera, atau dengan kata lain berupa air.
m
Pergerakan lempeng-lempeng itu antara lain menimbulkan gempa bumi. Mengapa lempeng-lempeng itu bergerak dan bahkan bertumbukan? Lempeng-lempeng itu sebetulnya bagian dari kerak bumi yang terdiri atas berbagai jenis bebatuan. Pergerakan itu berlangsung terus selama berjuta-juta tahun usia bumi. Bentuk gerakan berupa lipatan, pergeseran, dan patahan. Setiap gerakan, menghasilkan antara lain benua, pegunungan, pulau-pulau kecil.
m
Tentang pergeseran lempeng, pergeseran memang tidak bisa dihindari sebagai bagian dari evolusi bumi. Efek dari pergeseran itu adalah berupa getaran yang disebut gempa. Gempa terjadi karena ada perpindahan massa dalam lapisan batuan bumi. Kekuatan suatu gempa bergantung pada jumlah energi yang terlepas, saat terjadi pergeseran dan tumbukan.
m
Pergeseran tersebut memang memungkinkan terjadinya tumbukan. Ada kalanya pergeseran itu menyebabkan perubahan bentuk yang tiba-tiba, sehingga terjadi ledakan dan patahan yang menimbulkan gempa hebat yang disebut sebagai gempa tektonik. Keadaan itu tidak bisa kita hindari karena memang bagian dari evolusi bumi.
m
Hasil dari gempa dimaksud antara lain menghasilkan lipatan bumi. Bentuk dari lipatan bumi itu tidak serta-merta terlihat secara fisik. Sebab, untuk membentuk satu kali lipatan dibutuhkan ratusan juta tahun Tentang lipatan itu, sepanjang sejarahnya, bumi telah mengalami empat kali periode lipatan.
Itulah yang pada akhirnya menghasilkan pulau-pulau baru dan menghilangkan pulau-pulau yang pernah ada.
m
Karenanya, tak mengherankan, apabila diukur setiap tahun, suatu wilayah daratan ada yang berkurang dan ada yang bertambah.
m
Tentang posisi Indonesia, ada yang menyebutnya sebagai efek dari lipatan Alpin. Lipatan itu merupakan periode lipatan bumi yang keempat yang sampai sekarang terus bergerak aktif. Secara geografis, lipatan Alpin membentang dari Eropa, Asia hingga Indonesia. Lipatan Alpin sudah dikenal sebagai kawasan yang tidak tenang secara geologi, karena pada proses pergerakannya selalu memunculkan gempa bumi dan gunung berapi.
m
Tentang gempa yang terjadi di barat Aceh dan menimbulkan gelombang dahsyat tsunami, hal itu merupakan akibat dari tumbukan lempeng-lempeng bumi yang menimbulkan gempa tektonik di dasar laut. Bisa dipastikan, menurut NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), setiap gempa tektonik yang terjadi di dasar laut, akan menghasilkan gelombang Tsunami. Beberapa wilayah di dunia yang rawan Tsunami, biasanya dilengkapi dengan pos atau kantor yang dilengkapi pencatat getaran/gempa, seismograf.
m
Selamat dari Tsunami
Bagaimana menyelamatkan diri dari Tsunami? Bagi masyarakat pesisir, atau yang tinggal di wilayah pantai, sebaiknya memang memperlengkapi diri dengan pengetahuan tentang gelombang dahsyat yang tingginya bisa mencapai 30 meter itu. Sebetulnya, Tsunami bisa diprediksikan. Ingat, sekali lagi, setiap gempa di laut, berpeluang menghasilkan Tsunami. Patut diwaspadai, bahaya dari Tsunami bisa berlangsung berjam-jam setelah hempasan gelombang dahsyatnya yang pertama terjadi. Itu karena sifat gelombang yang datangnya bergulung, tidak serentak satu kali hempas.
m
Bagi Anda yang tinggal di pesisir dan yang menyukai wilayah pantai sebagai tempat berlibur, waspadai gejala Tsunami. Bila tanah tempat Anda berpijak bergetar, segera lari ke tempat yang lebih tinggi. Hal itu karena kita tidak bisa memprediksikan berapa menit yang dibutuhkan gelombang laut menjadi bergulung tinggi membentuk Tsunami.
m
Kemungkinan Tsunami datang minimal dalam waktu lima menit setelah getaran yang dirasakan. Tetapi di kawasan Kepulauan Hawaii yang juga sering dilanda gempa vulkanik, karena banyak terdapat gunung berapi di dasar laut, Tsunami muncul sekitar beberapa jam kemudian. Kekuatan gempa di dasar laut yang besarannya lebih dari 6 Skala Richter, biasanya berpeluang menimbulkan Tsunami.
m
Bagaimana apabila saat terjadi Tsunami Anda tengah berada di laut, di atas kapal? Getaran gempa barangkali tidak terasa karena kapal yang bergoyang-goyang, tetapi biasanya kapal-kapal pesiar dan kapal-kapal yang dilengkapi peralatan yang modern, tentunya dilengkapi alat komunikasi. Petugas pelabuhan biasanya akan mengumumkan bila telah terjadi gempa di dasar laut.
m
Untuk mengantisipasi Tsunami pada saat sedang naik kapal di tengah laut, Anda diminta segera mengenakan pelampung, terjun ke laut lepas, dan membiarkan diri Anda mengapung di atas air, pasrah mengikuti datangnya gulungan ombak. Jangan melawannya, ikuti saja arus ombak! Hal itulah justru yang memungkinkan Anda selamat.(Berbagai sumber/N-5)